Teks Berjalan

Assalammualaikum Wr, Wb, Selamat Datang di Situs Web saya, semoga bermanfaat kepada semua pengunjung, Jika ada saran dan kritik kirimkan ke adhifatra@gmail.com, terimakasih, wassalam

Sunday 13 June 2010

2006 PDAM Annual Report

Merangsang Inovasi untuk Memberikan Pelayanan Terbaik
Encouraging innovation to provide best services

PDAM Tirta Mon Pase senantiasa terus mencari kesempatan untuk memproduksi dan menghasilkan produk dalam berbagai inovasi yang memberikan nilai lebih, tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga kepada pelanggan dan lingkungan masyarakat.

Pengembangan bisnis perusahaan yang berbasiskan pada pelayanan pelanggan dengan cara merangsang pertumbuhan inovasi, kreatifitas dan komitmen untuk menuju kepada pelayanan prima.

Sambutan Direktur Utama
Message from Managing Director


Assalamuala’ikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Tahunan 2006 PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara pada periode Januari sampai dengan Desember 2006 ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Laporan Tahunan 2006 PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara merupakan dokumentasi administratif PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara yang disusun sebagai bentuk komitmen terhadap pertanggungjawaban atas berbagai realisasi aktivitas atau kegiatan perusahaan, baik yang berhubungan dengan aspek operasional, administrasi dan keuangan serta disusun berdasarkan dokumentasi pelaporan oleh setiap bagian yang ada. Berbagai aktivitas tersebut telah dirangkum sehingga dapat memberi gambaran konkrit terhadap berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan, baik yang bersifat antisipatif serta perencanaan maupun pengembangan khususnya menyangkut dengan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
Berbagai tindak lanjut atau realisasi pekerjaan selama ini dilaksanakan mengacu pada pencapaian hasil kerja ditahun sebelumnya, dan dilandasi pada Rencana Kerja (Action Plan Tahun 2006) serta RKAP Tahun 2006. Hasil pencapaian tersebut selanjutnya dievaluasi dengan menganalisis terhadap berbagai kendala atau hambatan yang terjadi dimana hal tersebut dilakukan didasarkan pada parameter yang telah ditetapkan baik yang berhubungan dengan aspek keuangan, operasional dan administratif. Secara umum sangatlah diakui bahwa bila merujuk pada parameter yang ada, berbagai pencapaian kinerja pada PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara di Tahun 2006 ini masih belum mencapai peningkatan yang sangat berarti. Hal tersebut digambarkan diantaranya pada pencapaian-pencapaian indikator kerja seperti cakupan pelayanan, tingkat kehilangan air, rasio karyawan terhadap pelanggan, dan lain sebagainya. Akan tetapi berbagai kendala yang diperoleh diantaranya memiliki korelasi terhadap upaya pembenahan sistem perusahaan agar lebih efektif dan efisien secara menyeluruh, dimana hal tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan pada sistem organisasi, kebijakan manajemen, regulasi, SDM, keuangan dan pengawasan, serta pendekatan terhadap pengembangan dan pengelolaan agar mencapai peningkatan secara terus menerus dan berkelanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara akan terus berupaya merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan terhadap berbagai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun selanjutnya sehingga diharapkan berbagai kekurangan yang dicapai pada Tahun 2006 akan dapat diantisipasi pada tahun berikutnya melalui berbagai pendekatan komponen kerja yang kesemuanya diarahkan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan, diantaranya melalui sistem perencanaan kerja yang baik, komunikasi yang berkesinambungan, observasi dan dokumentasi yang intensif, serta diagnosis pencapaian hasil kerja secara reguler.
Selanjutnya untuk program kerja Tahun 2007, melalui pendekatan SWOT analysis system berbagai aspek yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal akan dievaluasi sehingga akan memberi gambaran mengenai peluang dan ancaman terhadap faktor eksternal yang harus diantisipasi sehingga lebih mengarahkan realisasi tugas dan tangung jawab yang diberikan perusahaan pada perbaikan dan peningkatan sistem pelayanan yang berkelanjutan bagi masyarakat, serta diharapkan strategi dan juga sasaran utama perusahaan sesuai yang digariskan dalam rencana strategis (Corporate Plan) serta rencana Induk (Master Plan) PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara dapat berjalan dengan baik.
Wassalam.

Profil Daerah
Region Profile



Letak Territorial
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah pantai timur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan pusat pemerintahan hingga saat ini masih berada di Kota Lhokseumawe. Sebagaimana wilayah Pantai Timur Nanggroe Aceh Darussalam pada umumnya, Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe dilalui oleh jalan negara yang merupakan jalur transportasi regional Medan – B. Aceh.
Seluruh Kecamatan yang berada dalam wilayah Kota Lhokseumawe, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Muara Satu, Muara Dua dan Blang Mangat secara langsung berbatasan dengan Selat Malaka. Dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara hanya 6 (enam) Kecamatan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Selat Malaka; yaitu Kecamatan Muara Batu, Dewantara, Syamtalira Bayu, Samudera, Tanah Pasir dan Seunuddon. Sedangkan 16 (enam belas) kecamatan lainnya seperti Kecamatan Sawang, Nisam, Kuta Makmur, Simpang Keuramat, Meurah Mulia, Syamtalira Aron, Nibong, Tanah Luas, Lhoksukon, Matang Kuli, Paya Bakong, Cot Girek, Baktiya Barat, Baktiya, Langkahan, dan Tanah Jambo Aye terletak disepanjang lereng bukit barisan, tidak berbatasan langsung dengan Selat Malaka, dan sebahagian besar dari kecamatan-kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener Meuriah.

Letak Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Aceh Utara terletak pada garis antara 96.52.000 sampai dengan 97.31.000 Bujur Timur dan antara 04.46.000 sampai dengan 05.00.400 Lintang Utara. Berdasarkan data pada tahun 2005, kedua wilayah Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe memiliki luas kurang lebih 3.493 Km2; Kabupaten Aceh Utara seluas 3.296.86 Km2 dan Kota Lhokseumawe memiliki luas 196 Km2.

Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara adalah 493.599 jiwa dengan kepadatan rata-rata 150 jiwa/km2 dan kota Lhokseumawe 173.386 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 883 jiwa/km2. Berdasarkan data dari BPS, Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Aceh Utara cukup besar yaitu 2,12 % per tahun, sedangkan untuk Kota Lhokseumawe hanya 0,93 %.

Topografi
Wilayah Kabupaten Aceh Utara mencakup area yang bertopografi datar, berbukit dan terjal. Dataran rendah tersebar dari bagian utara (kawasan pantai) hingga kebagian tengah kabupaten. Kawasan ini terbagi menjadi area dengan ketinggian 0-10 mdpl seluas 92.975,5 ha (28,2 %), area dengan ketinggian antara 10-25 mdpl seluas 43.633.5 ha (13,23 %), area dengan ketinggian antara 25-100 mdpl seluas 130.337 ha (39,53 %) dan selebihnya adalah area dengan ketinggian diatas 100 mdpl. Sedangkan untuk Kota Lhokseumawe, sebahagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 0–10 mdpl.
Kondisi Iklim
Daerah Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe merupakan daerah yang beriklim muson, dimana dengan klasifikasi Mohr, Schmidt and Fergusson termasuk kedalam tipe C. Iklim di kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe relatif lebih kering dibandingkan dengan kawasan lain di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 3,19 hingga 69,5 mm/bulan. Bulan November merupakan bulan dengan curah hujan terbesar, sementara bulan Maret merupakan bulan kering, dimana curah hujan mencapai jumlah minimal. Sementara suhu udara sepanjang tahun menunjukkan pola yang tidak fluktuatif, yaitu 25,40 – 27,70 C. suhu udara tertinggi umumnya terjadi pada bulan Oktober, sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan Februari.

Pemanfaatan Lahan
Di wilayah Kabupaten Aceh Utara luas lahan yang dipergunakan untuk pemukiman mencapai 35,259 ha atau 10,59 % dari keseluruhan luas wilayah, sedangkan yang dipergunakan untuk lahan persawahan mencapai 39,777 ha atau 12,07 %. Untuk Kota Lhokseumawe, 52 % dari luas wlayahnya atau sekitar 9.490 ha merupakan daerah pemukiman dan areal persawahan menempati peringkat kedua terluas yaitu 5.250 ha atau hampir sekitar 30 %.

Profil Perusahaan
Company Profile

PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara mulai didirikan pada tahun 1988 melalui Perda No. 7/1988 yang sebelumnya berstatus Badan Pengelola Air Minum (BPAM) dimana pembangunan dan pengembangannya ditangani oleh Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih (PPSAB) Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Total kapasitas produksi dari sumur bor (Deep Well System) adalah sebesar 55 liter/detik. Kemudian pada tahun 1996, sumur bor III di Desa Paya Leupah Kecamatan Simpang Kramat difungsikan kembali dengan kapasitas 10 liter/detik dan di desa Paya Leupah ini, PDAM juga membangun sebuah sumur bor dengan kapasitas 5 liter/detik, sehingga total kapasitas kemudian meningkat menjadi 70 liter/detik dengan jumlah pelanggan mencapai 3.553 Sambungan Rumah.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Aceh Utara, kinerja PDAM tidaklah terlepas dari dukungan yang diberikan oleh lembaga eksekutif (Bupati) dan lembaga legislatif (DPRD). Bila dikaji ulang, komitmen Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Aceh Utara pada masa kepemimpinan Bupati Ramli Ridwan, SH sejak tahun 1989 telah berupaya membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk Kota Lhokseumawe dan sekitarnya, dengan melakukan kerjasama dengan Den Otter Management Service Belanda sebagaimana tertuang dalam MOU tertanggal 11 Agustus 1989. Pembangunan Instalasi tersebut menurut rencana membutuhkan waktu 4 (empat) tahun (1993 – 1996) dan diprediksi akan menghabiskan dana sebesar US$ 153.600.000 atau senilai + Rp. 307.200.000.000. Namun hingga masa kontrak berakhir Pembangunan Instalasi Pengolahan untuk ”Kota Petro Dollar” tersebut belum juga terealisasi. Oleh sebab itu Mendagri melalui surat No. 690/678/PUOD tanggal 28 Februari 1996 memutuskan kerjasama tersebut dengan pihak Den Otter Management Service Belanda.

Kemudian pada masa kepemimpinan Bupati Karimuddin Hasbullah, SE, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga telah melakukan kerjasama dengan PT. Sarana Asaputra Utama melalui MOU No. 690/149/PDAM/1996 tertanggal 8 Maret 1996. Sesuai rencana kerja, pembangunan instalasi tersebut diperkirakan akan berlangsung selama 4 (empat) tahun (1996-1999), namun akibat terjadinya Krisis Moneter yang berawal pada tahun 1997 hingga masa kontrak berakhir, pembangunan instalasi tersebut belum juga terealisasi sehingga Pemda Aceh Utara menghentikan kerjasama tersebut pada tahun 2000.

Kuatnya komitmen Pemerintah Daerah Aceh Utara terus ditunjukkan pada masa kepemimpinan Ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc. Meski kerjasama dengan pihak Swasta Nasional (Humpuss Group) batal dilaksanakan, Pemda Aceh Utara terus berupaya untuk mengatasi kesulitan air bersih bagi masyarakat Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara melalui suatu kesepakatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan pihak Asian Development Bank (ADB). Kesepakatan ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti Sub Project Appraisal Report (SPAR) Sumatera Urbant Development Sector Project (SUDSP) Loan ADB 1383–INO Kabupaten Aceh Utara. Pembangunan Instalasi WTP Krueng Pase sebelumnya didanai oleh Loan ADB Program SUDSP INO–1383, namun akibat konflik yang berkepanjangan pihak ADB pada akhir tahun 2001 memutuskan untuk menghentikan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Aceh Darussalam termasuk Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang sedang melaksanakan Program SUDSP sejak Oktober 2000. Sebelumnya telah dilakukan upaya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I melalui Pertemuan Pembahasan Pelaksanaan Program SUDSP 1383 – INO di Provinsi D.I. Aceh pada tanggal 30 Mei 2001 di Banda Aceh, dimana pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakil Pemerintah Pusat yang terdiri dari Departemen Kimpraswil, BAPPENAS dan Departemen Keuangan, Wakil Dinas/Instansi Provinsi yaitu Dinas PU Cipta Karya dan BAPPEDA Provinsi D.I. Aceh, serta Wakil Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdiri dari Walikota Banda Aceh, Walikota Sabang, Bupati Pidie, Bupati Aceh Timur, Bupati Aceh Tengah dan Bupati Aceh Utara (diwakili oleh Sekdakab).
Dengan dihentikannya bantuan Loan Agreement Asian Development Bank (ADB) INO-1383 Program SUDSP maka atas dukungan Bupati Aceh Utara pada akhir tahun 2001, Direksi PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara melaksanakan koordinasi berulang kali dengan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah yang diwakili oleh Direktur Air Baku, Direktur Tata Perkotaan dan Pedesaan serta Direktur Evaluasi Proyek di Jakarta agar Pembangunan WTP Krueng Pase dapat direalisasikan melalui anggaran APBN 2002. Dasar Surat Departemen Kimpraswil No. 06/DK/225 tanggal 7 Juni 2002, perihal revisi SPAAP P3SP Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka BAPPENAS telah menyetujui penggunaan dana pendamping APBN tahun 2002 sebesar Rp. 12.500.000.000 guna pembangunan WTP Krueng Pase.
Pembangunan WTP Krueng Pase kini telah rampung dikerjakan oleh Kontraktor dibawah tanggung jawab P2SP Provinsi NAD, dan instalasi berkapasitas 100 L/dt tersebut telah dioperasikan oleh PDAM Tirta Mon Pase guna pendistribusian air ke sebagian wilayah Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
Dalam upaya mewujudkan Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk mengejar ketertinggalan dalam pelayanan air bersih kepada masyarakat, Bupati Aceh Utara Ir. Tarmizi A. Karim M.Sc mengambil kebijakan pembangunan di Bidang Air Bersih dengan membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih pada tanggal 14 November 2001. Arah kebijakan pembangunan sarana dan prasarana air bersih ini pada hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, seiring dengan dilakukannya penyerahan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih kepada Pemda Tingkat II.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Lhoksukon I yang berlokasi di desa Meunasah Asan berkapasitas 40 l/dt, sumber airnya berasal dari air permukaankrueng Kereuto. Dengan kapasitas terbatas yang mengakibatkan sebahagian wilayah seperti Kecamatan Tanah Pasir, Matang Kuli dan sebahagian Kecamatan lainnya tidak mendapatkan cukup air dari distribusi instalasi tersebut, sehingga pihak NGO SAB-SAS Belanda telah membantu peningkatan kapasitas (up-grading) sebesar 20 l/dt di lokasi tersebut. Diperkirakan pada caturwulan I tahun 2007 telah siap difungsikan kembali secara maksimal untuk mensuplai air bersih ke beberapa kecamatan yang tersebut di atas.
Instalasi pengolahan Air (IPA) Swang berkapasitas 10 l/dt yang sumber airnya berasal dari Krueng Tuan dengan debit air sungai sebesar 100 m3/dt yang memiliki reservoar berkapasitas 100m3. Pihak NGO SAB-SAS Belanda telah bersedia untuk melakukan rehabilitasi dan rekontruksi terhadap instalasi tersebut yang akan diselesaikan pada caturwulan I tahun 2007.

Visi dan Misi Perusahaan
Corporate Vision and Mission

Motto Perusahaan

Merangsang inovasi untuk memberikan pelayanan terbaik
Encouraging Innovation to provide best services

Visi Perusahaan

Mewujudkan PDAM Tirta Mon Pase yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui manajemen professional sehingga dapat menjadi perusahaan air minum yang berskala nasional.
Realizing PDAM Tirta Mon Pase capable to give of customer satisfaction
through management of professional so that can become company of
drinking water which is have national scale.

Misi Perusahaan
PDAM Tirta Mon Pase mampu menyediakan air minum yang memenuhi kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan prima berupa kuantitas, kualitas dan kontiunitas penyediaan air minum kepada pelanggan dan dapat memberikan kesejahteraan kepada karyawan serta memberikan konstribusi Pendapatan Asli daerah (PAD) kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
PDAM Tirta Mon Pase can provide drinking water fulfilling satisfaction of customer by giving the best service in the quantity, quality and continously of drinking water
to customer and can give prosperity to employees and also give constribution for earnings of genuiness area to Government of North Aceh District

Program Kerja
Work Plan

Program Aspek Administrasi – Bidang Organisasi
1. Inventarisasi program-program yang dilakukan oleh NGO atau Instansi terkait.
2. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk peningkatan pelayanan.
3. Koordinasi dengan NGO dalam rangka pengembangan sumber air, rehabilitasi dan pengembangan jaringan untuk peningkatan cakupan pelayanan.
4. Optimalisasi program-program kehumasan.
5. Perumusan sistem manajemen kelestarian sumber air baku.
6. Penyediaan buku petunjuk operasi dan pemeliharaan.
7. Identifikasi kemungkinan untuk mengembangkan jasa tera peralatan meteran air.
8. Identifikasi kemungkinan mengembangkan produk box meter untuk dapat dipasarkan ke PDAM lain.
9. Perumusan SOP untuk pelaksanaan teknis jaringan.

Program Aspek Administrasi – Bidang Sumber Daya Manusia
1. Identifikasi program – program NGO yang sesuai dengan permasalahan PDAM Tirta Mon Pase.
2. Pembuatan proposal kerjasama dengan NGO dan instansi terkait.
3. Pelaksanaan program kerjasama dengan NGO dan instansi terkait.
4. Penyediaan SDM yang memadai untuk mengoperasikan WTP.
5. Pelatihan teknis untuk perencanaan dan penanganan masalah.
6. Kesesuaian penempatan personil.
7. Pelatihan program EPANET untuk evaluasi dan pengembangan jaringan.
8. Pelatihan teknis dan operasional (meliputi seluruh aspek).
9. Pelatihan manajemen untuk tingkat pengambil keputusan.
10. Menyediakan jumlah operator yang terlatih sesuai dengan kapasitas terpasang.

Program Aspek Administrasi – Bidang Keuangan
1. Menyesuaikan biaya pemasangan sambungan baru dan sambungan kembali.
2. Peningkatan penerimaan denda (yang optimal).
3. Identifikasi jenis-jenis investasi non air.
4. Pembuatan proposal non air perusahaan.
5. Pelaksanaan program non air perusahaan.
6. Estimasi tarif yang kan diberlakukan 10 tahun kedepan.
7. Usulan penyesuaian tarif.
8. Pendekatan kepada PEMDA/DPRD.
9. Sosialisasi kenaikan tarif.
10. Optimalisasi pendapatan penjualan air melalui mobil tangki.

Program Aspek Operasi – Produksi dan Distribusi
1. Pemanafaatan lumpur buangan pengolahan.
2. Pengembangan usaha AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) dan AMIU (Air Minum isi Ulang).
3. Pelayanan jasa analisa laboratorium untuk pemeriksaan sample air dan non air.
4. Koordinasi dengan pihak terkait berkaitan dengan konservasi sumber alam berupa penghijauan catchment area.
5. Evaluasi pemanfaatan sumber air dalam rangka peningkatan kapasitas.
6. Stabilisasi voltase PLN untuk menghindari kerusakan pada peralatan pompa (mechanical & engineering).
7. Perbaikan sistem penyediaan bahan kimia sesuai dengan kebutuhan.
8. Penyediaan sarana dan prasarana laboratorium.
9. Penyediaan fasilitas, software dan hardware yang mendukung proses perencanaan.
10. Penerapan kesesuaian spesifikasi teknis peralatan lapangan.
11. Penyediaan fasilitas dan kenderaan survey lapangan.
12. Program pengurangan tingkat kebocoran distribusi air.
13. Re-engineering dan zoning system jaringan pipa distribusi.
14. Pembentukan satgas penanggulangan kehilangan air.
15. Program pencarian sambungan liar (illegal tapping) dan pemutusan sambungan liar.
16. Pengadaan box meter konsumen.
17. Pengadaan peralatan test bench (alat uji meter konsumen) dilengkapi dengan pelatihan.
18. Evaluasi terhadap peralatan dan kabel-kabel yang digunakan untuk mendukung proses produksi dan distribusi WTP Lhoksukon 2.
19. Evaluasi untuk pengembangan jaringan untuk kondisi eksisting.
20. Desain atau perencanaan jaringan.
21. Pengadaan dan pemasangan peralatan dan material.
22. Pembangunan IPA, Reservoir (Booster Pump), Kantor Pusat dan Unit Pelayanan.
23. Pemasangan pipa tranmisi dan distribusi.
24. Program penurunan kebocoran untuk seluruh sistem
25. Rekondisi seluruh Instalasi Pengolahan Air.


Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI)

Pendahuluan
Berdasarkan SK Direktur Utama PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara No.Peg 820/1269/SK/2006 tentang Mutasi dan Promosi Karyawan dalam Lingkungan PDAM Tirta Mon Pase, maka Implementasi tugas dan tanggung jawab Bagian SPI yang diberikan Perusahaan mulai efektif dilaksanakan. Langkah awal pelaksanaan tugas dilaksanakan melalui pengendalian sistem kerja dengan menyusun Standard and Operating Procedure (SOP) Bagian SPI, dan selanjutnya proses penerapan dilakukan mengacu pada Audit Finansial, Audit Operasional dan Audit Khusus. Selain itu, sebagai refleksi terhadap upaya pengendalian sistem secara menyeluruh dan prosedural, juga dilakukan pemantauan melalui pengukuran dengan metode pendekatan laporan informasi bagian. Melalui langkah ini diharapkan, berbagai ketidakakuratan informasi yang diperoleh akan ditelusuri untuk ditempuh langkah-langkah perbaikan yang prosedural dan sistematis.

Bagian Hubungan Masyarakat

Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Bagian Humas
1. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan hubungan masyarakat yang berhubungan terhadap tugas-tugas.
2. Memberi informasi perusahaan kepada masyarakat dan pihak lain yang membutuhkannya.
3. Mengkoordinasikan penyelesaian permasalahan perusahaan yang ebrkaitan dengan aspek hukum dengan pihak eksternal perusahaan.

Realisasi Pekerjaan sesuai dengan Program Kerja Humas tahun 2006
1. Memberikan informasi tentang perusahaan kepada publik dengan cara mempublikasi secara aktif setiap kegiatan perusahaan melalui media massa dan radio maupun sosialisasi secara langsung.
2. Penyaluran bantuan sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap masyarkat sekitarnya dan yang tertimpa musibah.
3. Secara umum, masyarakat memberikan respon positif atas upaya peningkatan pelayanan pelanggan.
4. Keluhan dan Pengaduan masyarakat terhadap pelayanan PDAM menurun.
5. Masyarakat mengetahui adanya kerjasama PDAM dengan Badan/Lembaga/NGO/Dinas pasca Tsunami hingga saat ini, dibuktikan dengan respon Badan/Lembaga/NGO/Dinas untuk membantu beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Utara misalnya Kecamatan. Tanah Pasir, Seunuddon, Sawang, Muara Batu dan Syamtalira Bayu.

Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pendahuluan
1. Cakupan Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara yang begitu luas, dan memiliki pula sumber daya air yang melimpah dan belum terkelola dengan baik. Kesemuanya ini membutuhkan upaya yang terkoordinasikan dan difasilitasi untuk diteliti dan dikembangkan dalam rangka sinergi, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pengembangan kapasitas.
2. PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara dikhususkan dalam penyelenggaraan pelayanan jasa air bersih dan air minum sesuai dengan SK Bupati Aceh Utara.
3. Sebagai Think Tank, Bagian Litbang harus dapat mengkritisi berbagai permasalahan yang berkembang untuk selanjutnya merumuskan berbagai kebijakan peningkatan kapasitas optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya, dan kebijakan-kebijakan strategis lainnya terkait dengan pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang akhirnya bermuara pada terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
4. Bagian Litbang sebagai koordinator penelitian dan pengembangan harus proporsional dan bersifat akademis dalam melakukan interaksi dan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah dan non pemerintah seperti lembaga penelitian/akademik, unit-unit kerja operasional pemerintah, swasta nasional/internasional, baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat.
5. Mengingat peran penting penelitian dan pengembangan serta keberadaan Bagian Litbang yang masih terhitung sebagai bagian yang baru di perusahaan, maka perlu adanya upaya dan langkah-langkah kongkrit yang dilakukan, misalnya melakukan peningkatan kualitas dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), baik peneliti struktural maupun pelaksana litbang.

Hasil yang dicapai/dihasilkan oleh Bagian Litbang adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan presentasi hasil pengembangan PDAM Tirta Mon Pase Aceh Utara yang dipresentasikan di Amsterdam, Belanda.
2. Telah selesai menginvetarisasi seluruh peralatan teknologi informasi dan gambar digital.
3. Telah selesainya pembuatan Laporan Bantuan Seluruh NGO/Lembaga/Negara Pendonor/Organisasi sejak Pasca Tsunami awal Januari 2005 s/d akhir desember 2006.
4. Telah adanya penempatan superuser yang menangani sistem informasi agresso (billing system) untuk pembayaran rekening pelanggan.
5. Adanya Backup Data Perusahaan dalam bentuk softcopy (hard database)
6. Mempersiapkan data/informasi untuk Laporan Akhir Tahun PDAM.
7. Mempersiapkan Laporan bagian Litbang (periode November – Desember 2006)
8. Persiapan materi presentasi untuk Paparan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2006 PDAM Tirta Mon Pase di Aula Bappeda Kabupaten Aceh Utara.
9. Mempersiapkan Presentasi mengenai Pengawasan Internal Perusahaan.
10. Memelihara, memperbaiki dan meng-upgrade peralatan teknologi informasi perusahaan.
11. Mendokumentasikan seluruh kegiatan perusahaan baik internal maupun eksternal.

1 comment:

  1. apakah pdam tirta mon pase sudah menerapkan balenced scorecard pada perusahaan sebagai tolak ukur kinerja keuangan untuk jangka panjang.

    ReplyDelete